Sekitar
sebulan setelah kejadian itu tidak terasa sebentar lagi waktunya ujian akhir
semester dan artinya aku akan segera naik ke kelas 3 dan sejauh ini belum ada
tanda-tanda Geo bakal b=nembak yang ada dia malah jadi lebih jahil dari
biasanya bukan cuma di kelas tapi juga pas ekskul dan di jalan pulang. Ya,
karena rumah kami berdekatan jadi kami selalu pergi dan pulang sekolah bareng. Dan
suatu hari nggak ada angin nggak ada hujan Geo mengajakku keluar hari itu juga.
“Cher, kamu
hari ini nggak ada acara,kan?” katanya saat kami sedang di jalan pulang dari
kegiatan ekskul hari itu.
“Nggak ada
sih. Emang kenapa? Mau traktir,ya? Aku sih ga masalah” jawabku senang karena
setelah sekian lama dia mengajakku pergi keluar berdua saja.
“Bukan
traktir juga,sih tapi bisalah. Sebetulnya aku mau pergi ke tempat rahasia kita
berdua aja” kata Geo dengan tampang cueknya.
Setelah
menyetujui ajakan itu kami mampir membeli cemilan dan pergi ke tempat rahasia
kami yang berada di daerah bukit, sebuah tempat dimana bintang terlihat paling
indah. Setelah diam cukup lama Geo mulai bicara.
“Cher,
sebetulnya aku mau bilang sesuatu ke kamu” mukanya tampak serius dan membuat
jantungku berdetak lebih cepat.
“Sebetulnya
aku nggak mau bilang ini dan nyakitin kamu tapi biar gimana juga aku mau bilang
sama kamu soalnya waktuku juga tinggal sedikit" Geo melanjutkan dengan
tampang dan nada bicara yang serius
“Sebetulnya
begitu naik kelas 3 nanti aku harus pindah, pekerjaan papaku di pindahkan ke
kota lain dan aku harus ikut pindah dengannya.”Katanya pelan.
Saat itu
juga aku merasa jantungku berhenti dan kakiku tidak bisa bergerak dan aku
merasa mataku mulai basah oleh air mata yang nggak tau kenapa nggak bisa
berhenti. Dan setelah itu aku merasa Geo menarik tubuhku dan memelukku erat.
“Jangan
nangis, aku juga nggak mau pisah sama kamu tapi aku nggak bisa ngelawan. Dan
satu hal lagi yang aku harus bilang ke kamu. Sebetulnya aku suka sama kamu dari
waktu kita masih SD dulu tapi aku nggak berani bilang abis terlalu banyak
saingan aku jadi minder kamu cantik banget,sih” dia melepas pelukannya dan
menatap mataku cukup lama.
Otakku
berusaha mencerna semua ini dan tanpa ku sadari air mata kesedihan itu berubah
menjadi tangis bahagia.
“Cherry,
please. Would you be my girl?” Geo mengatakan hal yang paling ingin ku dengar
itu dan aku menjawabnya dengan sebuah anggukan yang disertai dengan senyuman.
“Biarpun
jarak jauh kamu masih mau pacaran sama aku?” kata Geo
Aku
mengangguk
“Biar jauh
aku bakal berusaha untuk bikin kamu senang, aku akan setia sama kamu. Kalau
libur panjang aku pasti datang ke sini buat ketemu kamu.”
“Kamu nggak
perlu sampai begitu, aku nggak peduli soal jarak, kamu nggak perlu bikin aku
senang aku cuma mau kamu janji satu hal” kataku.
“Apa?” tanya
Geo.
“Kamu tetap
sayang sama aku dan setia sama aku dan aku harap biarpun jauh hati kita masih
terhubung satu sama lain” kataku.
“Oke, aku
janji. Aku nggak bakal bikin kamu kecewa” katanya
Dan saat
itu tanpa kami ketahui ada beberapa bintang jatuh malam itu dan merekalah saksi
perjanjian itu dan mereka juga yang menjaga agar tidak seorang pun dari kami
yamg melanggar janji itu