Saturday, March 3, 2012

Shooting Star Limit pt.2


Bukan hanya karena satu sekolah sejak TK kami bahkan selalu satu kelas dan mengikuti ekskul yang sama yaitu ekskul basket. Sebelum aku menyadari perasaanku aku dan Geo sangat sering bertengkar sehingga orang orang di sekitar kami meledek kami mungkin itu juga salah satu hal yang membuatku menyadari perasaanku sendiri.
Tapi entah bagaimana caranya sepertinya Aria menyadari perasaanku. Suatu hari dia bertanya padaku untuk memastikannya.
“Cher, kamu suka sama Geo?”
Aku kaget mendengar pertanyaan mendadak itu, saat itu aku dan Aria sedang belajar bersama di rumahku dan saat itu hanya ada ka,i berdua saja.
“Hah? Kok kamu mendadak tanya soal gituan sih?” aku yang saking kagetnya sampai menjatuhkan pulpen yang sedang ku pegang.
“Abis kalau lagi sama Gep kamu kayak salting gitu” katanya
“Ah, masa sih? Perasaan aku biasa aja deh kalau lagi sama dia” kataku sambil berusaha mengalihkan pembicaraan. “Eh, soal yang ini gimana cara kerjanya?”
“Nggak usah sok mengalihkan pembicaraan. Aku tau kok dari sikap kamu kalau sama dia kamu pikir udah berapa lama aku kenal sama kamu?” katanya dan menambahkan “emang sejak kapan kamu mulai suka sama dia?”
Mau nggak mau akhirnya aku mengaku pada Aria yang nggak tau kenapa sepertinya sangat tertarik tentang hal ini.
“Aku nggak tau sejak kapan dan kenapa bisa. Tapi nggak tau kenapa aku jadi suka salting kalau dekat dia”“Wah...selera kamu tinggi juga,ya. Dia kan banyak fansnya abis dia udah cakep,pintar, jagoannya ekskul basket lagi. Ya udah sebagai sahabat yang baik aku bakal kasih tau kamu sesuatu” kata Aria.
“Hah? Sesuatu? Apaan?” kataku dengan penuh rasa penasaran.
“Sebetulnya Geo itu...”
 “Kenapa? Kenapa? Cerita doooong!” kataku dengan tidak sabaran.
“aku nggak tau kenapa tapi aku sering liat dia ngeliatin kamu lho” kata Aria sambil menunjukkan tampang jahilnya.
Saat aku masih dalam keadaan shock karena pernyataan dari Aria tadi tiba-tiba aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku. Setelah aku mempersilakan orang yang mengetuk pintu tadi untuk masuk ternyata yang datang adalah Azel dan Geo.
“Hai cewek-cewek, sori ya lama tadi keasikan latihan,sih jadi kelamaan,deh nggak ada yang kangen,kan?” kata Azel dengan cara bicara gombalnya dan langsung jadi sasaran pendaratan bantal yang di lempar Aria yang sekarang memasang tampang seramnya dan Azel menyadari ada sesuatu yang berbeda dari mood ku sore itu.
“Cherry kenapa lagi tuh? Ngamuk-ngamuk ga jelas”
“Biasalah kamu pasti ngerti” kata Aria dengan senyum jahilnya.
Aku yang mendengar hal itu langsung berhenti melakukan perang bantal yang juga sedang terjadi antara aku dan Geo yang sedang mengikuti apa yang dilakukan Aria tadi dan menyuruhnya untuk keluar dan dia dengan gampangnya ku “usir” karena dia juga mau pergi cari minum. Begitu Geo keluar dari kamar aku segera mengunci pintu dan memulai meng-introgasi kedua sahabatku yang sekarang malah senyum-senyum ga jelas.
“Jadi selama ini kalian berdua udah tau soal ini?” kataku memulai introgasi itu yang inginnya ku selesaikan sebelum Geo kembali.
“Soal apa?” Azel dan Aria bersamaan dengan tampang sok-sok nggak tau apa-apa tentang hal ini.
“Soal perasaanku dan... Geo” kataku pelan.
“Ya iyalah, keliatan banget tau. Kalian suka ngeliatin satu sama lain terus kalian suka salting kalau lagi bareng” kata Aria.
“Terus sekedar info,nih tapi jangan bilang sama Geo,ya. Kaya’nya dia berniat buat nembak kamu dalam waktu dekat ini, abis beberapa hari yang lalu pas waktu istirahat ekskul dia sempat konsultasi sama aku” kata Azel sambil nyengi
Dan dalam sekejap mukaku terasa panas dan jantungku berdetak lebih cepat daripada biasanya, dan bersamaan dengan itu Geo mengetuk pintu kamarku dan sok-sok memelas agar diijinkan masuk yang disambut dengan timpukan bantal olehku saat dia masuk ke kamar ku.
(to be continue...)

No comments:

Post a Comment