Bukan hanya
karena satu sekolah sejak TK kami bahkan selalu satu kelas dan mengikuti ekskul
yang sama yaitu ekskul basket. Sebelum aku menyadari perasaanku aku dan Geo
sangat sering bertengkar sehingga orang orang di sekitar kami meledek kami
mungkin itu juga salah satu hal yang membuatku menyadari perasaanku sendiri.
Tapi entah
bagaimana caranya sepertinya Aria menyadari perasaanku. Suatu hari dia bertanya
padaku untuk memastikannya.
“Cher, kamu
suka sama Geo?”
Aku kaget
mendengar pertanyaan mendadak itu, saat itu aku dan Aria sedang belajar bersama
di rumahku dan saat itu hanya ada ka,i berdua saja.
“Hah? Kok
kamu mendadak tanya soal gituan sih?” aku yang saking kagetnya sampai
menjatuhkan pulpen yang sedang ku pegang.
“Abis kalau
lagi sama Gep kamu kayak salting gitu” katanya
“Ah, masa
sih? Perasaan aku biasa aja deh kalau lagi sama dia” kataku sambil berusaha
mengalihkan pembicaraan. “Eh, soal yang ini gimana cara kerjanya?”
“Nggak usah
sok mengalihkan pembicaraan. Aku tau kok dari sikap kamu kalau sama dia kamu
pikir udah berapa lama aku kenal sama kamu?” katanya dan menambahkan “emang
sejak kapan kamu mulai suka sama dia?”
Mau nggak
mau akhirnya aku mengaku pada Aria yang nggak tau kenapa sepertinya sangat tertarik
tentang hal ini.
“Aku nggak
tau sejak kapan dan kenapa bisa. Tapi nggak tau kenapa aku jadi suka salting
kalau dekat dia”“Wah...selera kamu tinggi juga,ya. Dia kan banyak fansnya abis
dia udah cakep,pintar, jagoannya ekskul basket lagi. Ya udah sebagai sahabat
yang baik aku bakal kasih tau kamu sesuatu” kata Aria.
“Hah? Sesuatu?
Apaan?” kataku dengan penuh rasa penasaran.
“Sebetulnya
Geo itu...”
“Kenapa? Kenapa? Cerita doooong!” kataku
dengan tidak sabaran.
“aku nggak
tau kenapa tapi aku sering liat dia ngeliatin kamu lho” kata Aria sambil
menunjukkan tampang jahilnya.
Saat aku
masih dalam keadaan shock karena pernyataan dari Aria tadi tiba-tiba aku
mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku. Setelah aku mempersilakan orang
yang mengetuk pintu tadi untuk masuk ternyata yang datang adalah Azel dan Geo.
“Hai
cewek-cewek, sori ya lama tadi keasikan latihan,sih jadi kelamaan,deh nggak ada
yang kangen,kan?” kata Azel dengan cara bicara gombalnya dan langsung jadi
sasaran pendaratan bantal yang di lempar Aria yang sekarang memasang tampang
seramnya dan Azel menyadari ada sesuatu yang berbeda dari mood ku sore itu.
“Cherry
kenapa lagi tuh? Ngamuk-ngamuk ga jelas”
“Biasalah
kamu pasti ngerti” kata Aria dengan senyum jahilnya.
Aku yang
mendengar hal itu langsung berhenti melakukan perang bantal yang juga sedang
terjadi antara aku dan Geo yang sedang mengikuti apa yang dilakukan Aria tadi
dan menyuruhnya untuk keluar dan dia dengan gampangnya ku “usir” karena dia
juga mau pergi cari minum. Begitu Geo keluar dari kamar aku segera mengunci
pintu dan memulai meng-introgasi kedua sahabatku yang sekarang malah
senyum-senyum ga jelas.
“Jadi
selama ini kalian berdua udah tau soal ini?” kataku memulai introgasi itu yang
inginnya ku selesaikan sebelum Geo kembali.
“Soal apa?”
Azel dan Aria bersamaan dengan tampang sok-sok nggak tau apa-apa tentang hal
ini.
“Soal
perasaanku dan... Geo” kataku pelan.
“Ya iyalah,
keliatan banget tau. Kalian suka ngeliatin satu sama lain terus kalian suka
salting kalau lagi bareng” kata Aria.
“Terus
sekedar info,nih tapi jangan bilang sama Geo,ya. Kaya’nya dia berniat buat
nembak kamu dalam waktu dekat ini, abis beberapa hari yang lalu pas waktu
istirahat ekskul dia sempat konsultasi sama aku” kata Azel sambil nyengi
Dan dalam
sekejap mukaku terasa panas dan jantungku berdetak lebih cepat daripada
biasanya, dan bersamaan dengan itu Geo mengetuk pintu kamarku dan sok-sok
memelas agar diijinkan masuk yang disambut dengan timpukan bantal olehku saat dia
masuk ke kamar ku.
(to be
continue...)
No comments:
Post a Comment