“Rea! Pergi
bareng, yuk” kata Ivan seperti biasa seakan-akan tidak ada apa-apa yang terjadi
semalam.
Aku memakai
helm dan duduk di atas motor Ivan dia terus bercerita dengan semangat tentang
olimpiade sains yang akan diikutinya hari Minggu nanti dan sangat ingin aku
datang untuk melihatnya sampai aku tidak tega mengatakan bahwa hari ini adalah
hari terakhirku dengannya. Aku tidak memberitahu hal ini pada siapapun bahkan
keluargaku juga tidak tahu.
Hari itu
aku berusaha untuk menjalani hari terakhirku dengan normal dan mengatakan
sampai besok kepada teman-teman sekelasku seakan-akan besok aku akan tetap
datang ke sekolah, turun dari motor Ivan dan mengucapkan selamat pagi seperti
yang selalu ku lakukan.
Dan di
detik-detik terakhirku aku benar-benar melindungi orang yang paling ku sayangi
di dunia ini dengan semua kekuatan yang kumiliki.
Saat kami
berjalan ke arah parkiran motor yang berada di seberang sekolah tiba-tiba ada
sebuah truk yang melaju dengan kencang, dengan cepat aku mendorong Ivan ke
parkiran yang berjarak beberapa langkah dari kami dan membiarkan diriku sendiri
tertabrak oleh truk itu. Dan setelah itu aku sempat melihat tubuhku sendiri
yang berlumuran darah sebelum akhirnya benar-benar pergi untuk selamanya.
***
Aku yakin
di pemakaman Astrea kemarin aku yang paling kalem tapi mereka tidak tahu kalau
akulah yang paling banyak mengeluarkan air mata, tapi aku yakin ibunya juga
mengeluarkan air mata yang sama banyaknya, apalagi karena Astrea adalah anak
tunggal, sejak kemarin saat aku berusaha untuk menolongnya meskipun aku tahu
detik itu saat truk itu membuat tubuhnya terpental sejauh 5 meter saat itu juga
dia pergi untuk selamanya. Aku juga yakin ini alasan kenapa dia menolakku malam
itu dan aku menjadi sangat yakin saat aku membaca buku hariannya yang di
berikan oleh ibunya kemarin. Di lembar terakhir itu dia menulis tentang
pengakuanku malam itu, alasan penolakannya, dan juga tentang hari terakhirnya
yang sudah dia ketahui sejak lama. Aku juga membaca tentang perasaannya yang
sebenarnya dan menyadari halaman itu lembab karena air mata yang pastinya bukan
hanya setetes. Dan tentu saja hari ini sepulang sekolah aku akan pergi ke
makamnya untuk protes soal ini dan dia harus bersiap-siap karena protes ini
akan panjang.
-
END -