Friday, November 16, 2012

Traveler of The Time part 3



Saat kembali ke waktuku aku kembali ke kelasku yang sudah kosong untuk mengambil tasku, lalu ke asrama, di depan pintuku sudah ada Lea dan Annet yang menungguku dengan muka kesal dan juga khawatir, pasti karena aku pergi tanpa memberi tahu mereka.
“Kamu dari mana? Tadi aku cariin kamu di kelas tapi yang ada cuma tas kamu, aku tanya Rei kamu ke mana dia juga nggak tahu, kita kepikiran sama kamu tahu” kata Annet.
“Kita nyadar kita salah, ninggalin kamu sendirian kayak gitu, tapi bukan berarti kamu harus kayak gini, kan? Seenggaknya telpon kek, SMS kek, terserah, asal jangan bikin kita khawatir soal kamu” timpal Lea.
“Aku... “ baru saja aku mau menjawab mereka, handphone-ku bergetar, saat ku keluarkan benda itu dari kantongku, setelah melihat SMS yang baru di kirimkan untukku itu entah kenapa aku langsung tersenyum.
“Nanti aja jelasinnya, aku lupa udah ada janji penting hari ini, nih ambil kunci kamarku, sekalian simpenin tasku, ya”kataku lalu berlari turun ke luar asrama menuju “tempat itu”.
Aku mencari dia di antara banyak murid lain yang memenuhi kantin sore itu, dan menemukannya di kursi yang terletak di tengah kantin, dia lalu berdiri menghampiriku dan menarikku keluar ke tempat yang lebih sepi.
“Kenapa? Ada apa hari ini kamu memutuskan untuk bicara denganku?” tanyaku setenang mungkin setelah 5 menit tidak seorangpun dari kami yang bicara, biarpun aku cukup panik juga karena aku tahu apa yang ingin dia bicarakan hari ini.
Bukannya menjawab pertanyaanku, dia malah memelukku erat, lalu dia berbisik di kupingku.
“Maaf, nggak seharusnya aku bertingkah kayak gini, selalu cari ribut sama kamu, berusaha untuk menang dalam hal apapun dari kamu, tapi itu semua aku lakukan supaya aku bisa masuk dalam pandangan matamu biarpun cuma sedikit” dia membisikkan kata-kata itu dengan begitu pelan dan lembut sangat berbeda dengan dia yang ku kenal selama 10 tahun terakhir ini.
“Aku nggak tahu ini benar atau nggak, tapi aku rasa aku suka sama kamu, aku bukan baru menyadarinya sekarang, aku menyadarinya sejak dulu, tapi aku acuhkan perasaan itu karena aku tahu kamu akan menolakku, tapi semakin lama semakin banyak orang yang mendekatimu, aku nggak suka, makanya hari ini aku memutuskan untuk mengatakan semuanya, nggak kamu jawab juga nggak apa-apa, keputusan tetap di kamu, biarpun aku tetap berharap kamu mau jadi pacarku” lanjutnya lagi, lalu aku balas memeluknya juga.
“Kamu mau tahu alasan kenapa aku ladenin semua ejekan dan tantangan kamu selama ini?” tanyaku balik berbisik kepadanya, “Itu juga karena aku suka sama kamu, dan kamu tahu, nggak? Kalau aku punya kekuatan untuk bisa menjelajahi waktu?” tanyaku.
Dia menggeleng.
“Tadi, setelah kamu menahanku di kelas, aku pergi untuk melihat masa depanku 3 tahun dari sekarang, dan kamu tahu? Aku melihat aku dan kamu sudah menjadi kita” kataku sambil tersenyum.
“Maksud kamu?” tanyanya tidak mengerti.
“Itu artinya, kalau sampai bisa selama itu artinya kita akan baik-baik saja dan bisa bertahan lebih dari itu, dan artinya aku nggak keberatan pacaran sama kamu. Lagian...” kataku menggantung kata-kataku.
“Lagian apa?” tanya Rei penasaran.
Aku membisikkan jawabanku lalu lari kembali ke asramaku untuk menceritakan ini semua ke Annet dan Lea.
Mau tahu apa yang ku bisikkan ke dia?
“Lagian aku juga suka sama kamu, selama ini sifat galakku itu cuma sekedar buat nutupin perasaan aku biar kamu nggak tahu hehehe....”
Dan bukan hanya 3 tahun dari sekarang, aku yakin saat aku mengunjungi masa depan nanti entah itu 10, 20, atau bahkan 50 tahun setelah ini, kamu akan selalu bersamaku.

THE END

No comments:

Post a Comment