Saturday, March 14, 2015

Author's Activity 11

Heyho! It's Wednesday! It's showtime!
Jadi cerita mulai ditulis, dan karena beberapa hari yang lalu kebawa arus terlanjur ketantang buat nulis cerita romantis yang bisa bikin jantung berhenti.
Cerita kali ini soal mangaka - komikus Jepang - dan orang-orang disekitarnya, love interest juga udah ada setelah lama dipikir dan jadinya orang yang bener-bener beda dibanding Rei sama Zero, terutama dari segi muka.
Terima kasih kepada manga one-shot yang gue baca beberapa waktu lalu gue jadi mau buat cerita yang melibatkan first name basis - memanggil orang dengan nama depan - dan gue juga bakal masukin honorific Jepang yang biasanya nggak ikut diterjemahkan kalau masuk kesini jadinya yang tertulis cuma nama orang itu aja, jadi otomatis karakter yang dipakai kali ini seperti beberapa cerita sebelumnya akan menggunakan nama Jepang, maklumlah, pengaruh jurusan.
Terus... ah, iya, Muse. Sekarang gue udah nggak peduli sama real life romance, hasil pengamatan gue, punya Muse jauh lebih bagus dibanding punya pacar, karna pacar belom tentu ngasih inspirasi dan sudah pasti menyita waktu nulis makanya sekarang gue nggak butuh, gue lebih pilih punya Muse dan gue emang udah punya satu orang, entah kenapa kalau bukan dia inspirasi nggak jalan dan orang yang jadi Muse gue bahkan bersedia buat dipinjem namanya buat cerpen gue, menurut kalian dia orang baik? Salah, dia nggak sebaik yang kalian pikir, dia nggak bisa diajak bercanda dan cepet tersinggung, makanya bikin in real life scene sama dia itu susah, bukan soal ketemunya habis gue hampir tiap hari sama dia, soalnya dia cepet emosi terus selalu merasa risih makanya bikin scene sama dia itu susah-susah gampang, most of the time harus dibuat "kecelakaan" supaya bisa dapat scene yang dibutuhkan.
Sudahlah, ngomong lebih dari ini yang ada orang yang bersangkutan ngamuk lagi di sosmed, mending lanjut nulis.
Greetings from Dream Land :)

No comments:

Post a Comment