Monday, March 3, 2014

The Night Sky part 2



piip…piip...piip...
Pagi itu, seperti biasa alarmku memaksaku untuk meninggalkan dunia mimpi dan kasurku untuk menjalani aktivitas hari itu, dimulai dari mengerjakan tugas mengurus rumah dan ayahku karena aku tidak memiliki seorang ibu untuk mengerjakan hal-hal seperti itu, ibuku meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat saat aku berumur 2 tahun apalagi aku anak tunggal makanya sejak kecil aku sudah terlatih untuk melakukan semua itu.
Selain mengurus ayah, rumah dan diriku sendiri ada satu kegiatan lain yang selalu kulakukan setiap hari sejak aku mulai masuk sekolah, yaitu membangunkan kedua sahabatku Yoru dan Sora yang tinggal tepat di sebuah rumahku.
Rumah mereka adalah sebuah toko roti, saat tidak sempat untuk memasak apa-apa biasanya aku akan membeli sesuatu di sini biarpun biasanya ibu mereka akan memasak sesuatu untuk bagianku dan ayah juga aku merasa tidak enak, padahal dia bilang dia merasa seperti punya seorang anak perempuan apalagi ayah mereka juga sudah meninggal di kecelakaan yang sama dengan ibuku.
Begitu membuka pintu Tante Miku muncul dengan senampan penuh roti yang baru selesai di panggang dan menyapaku seperti hari-hari sebelumnya.
“Pagi Nagare, hari ini juga tolong, ya.” katanya sambil tersenyum.
“Siap!” aku lalu langsung lari menaiki tangga dan memasuki kamar Yoru dan Sora.
“Bangun! Nanti terlambat, lho! Aku lagi malas di hukum, nih!” teriakku begitu menginjakkan kaki di kamar yang mereka pakai berdua itu, praktis, sih seandainya saja Sora mau bangun hanya dengan satu teriakan saja, tapi sayangnya setiap hari aku harus memikirkan berjuta cara untuk membangunkannya.
Aku melemparkan handuk yang ada di gantungan kepada Yoru kemudian melanjutkan usahaku untuk membangunkan Sora, menarik selimut, menggelitiki bahkan berteriak keras-keras ke kupingnya sebelum akhirnya dia benar-benar bangun, begitu Yoru kembali aku melemparkan handuk lain ke Sora lalu turun ke bawah untuk menunggu mereka.
7:35... masih ada 25 menit lagi, semoga saja masih sempat... saat aku baru saja memikirkan hukuman apa yang akan kuterima kali ini untuk terlambat entah keberapa kalinya, seseorang sudah menarikku.
“Aku menang! Hari ini aku yang pergi sama Nagare! Nih ambil!” teriak Sora sambil melemparkan helmku yang entah sejak kapan sudah ada di tangannya dan menyuruhku untuk duduk di jok belakang motornya.
“Pegangan yang bener, aku nggak mau tahu kalau pas aku sampe di sekolah kamu udah nggak ada di belakangku.” kata Sora, setelah memastikan semua sudah aman terkendali motor Sora lalu melaju kencang menuju sekolah kami.
Setiap hari aku berdoa supaya semuanya terus seperti ini, tapi sepertinya doaku tidak terkabul.

No comments:

Post a Comment