Sekarang, 10 tahun sejak aku mengenal Zero aku jadi
orang yang paling mengerti dia biarpun hal ini tidak berlaku sebaliknya. Sejak
awal aku tinggal di rumah ini ayah selalu sibuk bekerja dari pagi sampai larut
malam bahkan di hari libur jadi hampir setiap saat hanya ada aku dan dia di
rumah. Sejak pertama kali mengenal Zero aku hampir tidak pernah memanggil Zero
dengan panggilan kakak atas permintaannya hari itu, aku memanggilnya kakak
sesekali hanya untuk membuatnya kesal dan itu selalu berhasil, seperti hari
ini.
“Zero bangun! Nanti telat!” kataku untuk kesekian
kalinya dalam setengah jam terakhir.
“Hmm... 5 menit lagi.” gumamnya dari balik selimut.
“Kakak, untuk
kesekian kalinya kubilang, tolong bangun, kalau tidak kita berdua akan
terlambat.” kataku dengan nada bicara sok lembut.
Zero langsung bangun dan menatap tajam padaku.
“Aku udah bangun sekarang, udah puas?” katanya masih
dengan tatapan tajam yang sama.
“Belum, aku tidak akan puas sampai kamu benar-benar
siap untuk berangkat.” kataku sambil berjalan ke arah pintu, “Makanannya sudah
siap di meja, jangan lupa cuci piringnya, aku tunggu di depan, ya.”
“Iya terserah, cerewet.” jawabnya sambil berusaha
menarik badannya dari kasur.
30 menit kemudian Zero sudah muncul dengan rambut
berantakan dan seragam yang dipakai secara sembarangan, penampilan setiap hari
saat akan berangkat ke sekolah, setelah itu kami berangkat dengan mengendarai
motor Zero.
Aku dan Zero belajar di sekolah swasta yang sama,
bedanya aku di SMP dan Zero di SMA, sekolah itu lengkap dari TK sampai SMA,
kami tidak pernah belajar di sekolah lain sama seperti kebanyakan murid di
sekolah itu, makanya tidak aneh kalau orang-orang disana sudah akrab biarpun
ada satu atau dua orang yang saling tidak menyukai tapi aku bukan tipe pemilih
dalam urusan teman, tapi aku juga bukan tipe yang pintar membuat teman, mereka
datang sendiri dan yang harus kulakukan adalah belajar bagaimana caranya
membuat mereka tinggal dan tanpa kusadari aku sudah punya banyak di sekitarku.
Hari ini juga kami sampai di sekolah tepat sebelum bel
berbunyi, aku selalu berpikir sejak kami kecil dulu dari zaman dimana Zero
masih memboncengku di belakang sepedanya sampai sekarang dimana sepeda itu
sudah berubah menjadi motor, entah bagaimana caranya kami selalu sampai di
sekolah tepat waktu, semepet apapun waktu yang kami miliki.
"Hari ini langsung pulang?" tanya Zero
begitu aku turun dari motor.
"Hari ini kayaknya iya, deh. Kenapa?" aku
balik bertanya.
"Hari ini mungkin aku bakal pulang telat, Nina
minta aku temenin dia hari ini."
Oh, ya, biar sudah beberapa tahun berlalu aku selalu
lupa kalau sekarang ada seorang Nina yang mengurangi waktu Zero bersamaku,
biarpun ini sudah tahun kedua mereka bersama aku masih belum terbiasa dengan
keberadaan seorang Nina dalam hidup Zero, bisa dibilang akhir-akhir ini Nina
lebih banyak bersama Zero daripada aku, mereka selalu sekelas sejak mereka
kelas 5 SD sampai sekarang mereka menginjak kelas 2 SMA, yang berujung pada
pernyataan cinta Zero kepada Nina saat mereka kelas 3 SMP.
Dulu waktu aku masih kelas 2 atau 3 SD, mereka akan
mengajakku bermain dengan mereka dan teman-teman mereka makanya tidak aneh
kalau aku memiliki banyak kenalan yang lebih tua dariku, ada satu waktu saat
mereka menyadari kalau perasaan mereka berubah dan keadaan menjadi awkward
untuk waktu yang cukup lama yang membuatku khawatir dengan mereka dan mereka
akan selalu bilang kalau semua baik-baik saja, tapi pada akhirnya mereka
kembali, tapi kali ini sebagai pasangan, aku masih ingat ekspresi Zero saat dia
memberitahuku kalau dia sekarang pacaran dengan Nina dan aku juga masih ingat
perasaan yang sampai sekarang masih sering muncul saat Zero bersama Nina,
perasaan yang tidak mengenakkan itu, sekarang juga aku merasakannya, perasaan
cemburu yang tidak seharusnya kurasakan, tidak seharusnya aku merasakan
perasaan ini, perasaan yang semakin kuat seiring kami tumbuh besar bersama.
Ya, aku menyadarinya, sejak malam dia membiarkanku
menangis, ah bukan, bahkan sejak hari pertama aku mengenal Zero, aku telah
jatuh cinta pada Zero.
No comments:
Post a Comment